Monday, October 15, 2007

4

Friday, July 20, 2007
Sejarah Awal Kedatangan Islam Ke Alam Melayu
Hikayat ini dipetik dari Buku Sulalatus Salatin-Sejarah Melayu; Edisi Pelajar yang diselenggarakan oleh A.Samad Ahmad.Dewan Bahasa & Pustaka. (Ms.54-57).@ Rujukan kisah nya boleh dibaca didalam buku Berpetualang Ke Aceh.(klik link 'merah silu' di laman blog ini).Alkisah maka tersebutlah perkataan raja Pasai, demikian hikayatnya: diceritakan oleh yang empunya ceritera ada Merah dua bersaudara,diam hampir Pasangan. Adapun akan asal Merah itu dari Gunung Sengkuang; yang tuan Merah Caga namanya, dan yang muda Merah Silu namanya.Maka adalah Merah Silu itu menahan lukah kerjanya, kena gelang-gelang itu maka dibuangkannya, ditahannya pula lukahnya kena pula gelang-gelang itu. Setelah berapa ditahannya lukahnya itu demikian juga, maka oleh Merah Silu gelang-gelang itu direbusnya, maka gelang-gelang itu menjadi emas dan buihnya menjadi perak. Maka oleh Merah Silu ditahannya pula lukahnya kena gelang-gelang itu direbusnya, jadi emas seperti dahulu itu juga; maka banyaklah Merah Silu beroleh emas. Maka terdengarlah kepada Merah Caga bahawa adindanya, Merah Silu santap gelang-gelang; maka Merah Caga pun marahkan adindanya itu hendak dibunuhnya. Setelah terdengar kepada Merah Silu, kakanda baginda hendak membunuhnya itu, maka Merah Silu pun lari ke Rimba Jurun. Maka orang yang di Rimba Jurun itu dewmasinya, maka sekalian orang itu pun menurut katanya.Adalah pada suatu riwayat Merah Silu pergi berburu, maka anjingnya bernama Si Pasai itu pun menyalak. Dilihat Merah Silu Si Pasai menyalak itu di atas tanah tinggi, seperti ditimbun orang rupanya. Maka Merah Silu naik di atas tanah tinggi itu, maka dilihatnya seekor semut besar seperti kucing; maka oleh Merah Silu semut itu diambil dan dimakannya. Maka tanah tinggi itu diperbuatnya akan tempat, dinamainya Semundra ertinya semut besar.Sebermula maka tersebutlah pada zaman Rasul Allah salla'lahu 'alaihi wasalam, baginda bersabda pada segala sahabat: "Pada akhir zaman kelak, ada sebuah negeri di bawah angin, Semundra namanya; maka apabila kamu dengar khabarnya negeri Semundra itu, maka segeralah kamu pergi ke negeri itu, bawa isi negeri Semundra itu masuk Islam, kerana dalam negeri itu banyak wali Allah akan jadi; tetapi ada pula seorang fakir di negeri Mutabari namanya, ialah kamu bawa serta kamu, setelah berapa lamanya kemudian daripada sabda nabi salla'llahu 'alaihi wa salam, maka terdengarlah kepada segala negeri, datang ke Mekah pun kedengaran nama negeri Semundra itu. Syarif di Mekah menyuruhkan sebuah kapal membawa segala perkakasan kerajaan seraya disuruhnya singgah ke negeri Mu'tabari; adapun nama nakhoda kapal itu Sheikh Ismail.Maka kapal itu pun belayarlah, lalu ia singgah di negeri Mu'tabari. Adapun raja dalam negeri itu Sultan Muhammad namanya; maka baginda bertanya, "Kapal dari mana ini?" Maka sahut orang dalam kapal itu, "Adalah kami ini kapal dari Mekah, hendak pergi ke negeri Semundra." Adapun Sultan Muhammad itu daripada anak cucu hadrat Abu Bakar Al Siddik radhi Allah anhu. Maka ujar orang kapal itu, "Kerana kami pergi ini dengan sabda nabi Rasul Allah."Setelah didengar oleh Sultan Muhammad sabda Rasul Allah salla'llahu 'alaihi wa salam itu maka dirajakannya anaknya yang tua di negeri Mu'tabari akan ganti kerajaannya; maka baginda dengan anakanda baginda yang muda memakai pakaian fakir, meninggalkan kerajaan turun dari istana lalu naik kapal itu; katanya, "Kamu bawa hamba ke negeri Semundra." Maka pada hati orang isi kapal itu, bahawa inilah mudah-mudahan fakir yang seperti sabda Rasul Allah itu. Maka fakir itu pun dibawanyalah naik kapal lalu belayar.Berapa lamanya dijalan maka sampailah kepada sebuah negeri, Fansuri namanya; maka segala orang isi negeri itu pun masuk agama Islamlah. Keesokan harinya maka fakir itu pun naik ke darat membawa Quran, maka disuruhnya baca pada orang isi negeri Fansuri itu, seorang pun tiada dapat membaca dia. Maka dalam hati fakir itu bukan negeri ini yang seperti sabda nabi kita Muhammad Rasul Allah salla'llahu 'alaihi wa salam itu. Maka turunlah ia ke kapal kepada nakhoda Sheikh Ismail, belayar pula berapa lamanya, maka sampailah kepada sebuah negeri Lamiri namanya, maka orang Lamiri itu pun masuk Islam. maka fakir itu pun naik ke darat membawa Quran; maka disuruhnya baca pada orang dalam negeri itu, dan seorang pun tiada dapat membaca dia. Maka fakir itu pun kembali ke kapal lalu belayar. Berapa lamanya maka sampailah ke negeri Haru namanya maka segala orang dalam negeri Haru itu pun semuanya masuk Islam. Maka fakir pun naiklah ke darat membawa Quran, maka disuruhnya baca pada orang negeri itu, dan seorang pun tiada tahu membaca dia.Maka fakir itu pun bertanya kepada orang dalam negeri itu, "Di mana negeri yang bernama Semundra itu?" Maka kata orang itu, "Sudah lalu."Maka fakir itu pun turunlah ke kapal, lalu belayar berbalik pula; maka jatuh ke negeri Perlak, maka sekalian mereka itu pun diislamkannya. Maka kapal itu pun belayarlah ke Semundra. Maka fakir pun naik ke darat, maka ia bertemu dengan Merah Silu berkarang di pantai. Maka fakir itu pun bertanya katanya, 'Apa negeri ini?" Maka sahut Merah Silu, "Adapun nama negeri ini Semundra." Maka kata fakir itu, "Siapa nama pengetuanya dalam negeri ini?" Sahut Merah Silu, "Hambalah pengetua sekalian mereka itu." Maka oleh fakir itu Merah Silu diislamkannya dan diajarinya kalimatul syahadat. Setelah Merah Silu Islam maka Merah Silu pun kembali ke rumahnya, fakir itu pun kembali ke kapal.Syahadan pada malam itu Merah Silu pun tidur, maka ia bermimpi dirinya berpandangan dengan Rasulullah salla'llahu'alaihi wa salam. Maka sabda Rasulullah kepada Merah Silu, "Ngangakan mulutmu!" Maka oleh Merah Silu dingangakan mulutnya; diludahi oleh Rasulullah mulut Merah Silu. Maka Merah Silu pun terjaga daripada tidurnya. Diciumnya bau tubuhnya seperti bau narawastu. Telah hari siang, maka fakir pun naik ke darat membawa Quran disuruhnya baca pada Merah Silu. Maka oleh Merah Silu dibacanya Quran itu; maka kata fakir itu kepada Sheikh Ismail, nakhoda kapal, "Inilah negeri Semundra, yang seperti sabda nabi salla'llahu'alaihi wa salam itu." maka oleh Sheikh Ismail segala perkakasan kerajaan yang dibawanya itu semuanya diturunkannya dari dalam kapal itu. Maka Merah Silu dirajakannya dan dinamainya Sultan Maliku's-Saleh.Adapun yang besar dalam negeri itu dua orang, Seri Kaya seorang namanya, Bawa Kaya seorang namanya; keduanya masuk Islam. Seri Kaya bernama Sidi Ali Ghiathu'd-Din dan Bawa Kaya bernama Sidi Asma Yaumi'd-Din. Maka Sheikh Ismail pun belayarlah kembali ke Mekah, dan fakir itu tinggallah di negeri Semundra akan menetapi Islam isi negeri Semundra itu.

No comments: